+62811900646   smwoto@gmail.com




Filosofi Keluarga Besar S.Sastromihardjo

Filosofi Keluarga Besar S.Sastromihardjo

Eyang Sastromihardjo lahir di Desa Kaleng ,Petanahan , Puring , Kebumen, Jawa Tengah; pada tahun 1903 ;

Sewaktu kecil bernama Satimin , sebuah nama yang umum dipakai oleh anak2 pada waktu itu; sesudah dewasa , bekerja dan berkeluarga nama diganti atau ditambahkan menjadi Sastromihardjo; pada waktu itu sudah biasa pemuda yang sudah bekerja dan sudah berkeluarga nama ditambah atau diganti.

Eyang Sastro menikah dengan eyang putri Rusmi.

Eyang putri Rusmi lahir th 1907 berasal dari desa Jerukan, Pedan, Ceper, Klaten, putra dari seorang mandor tebu.

Dari perkawinan ini dikaruniai 12 anak, dalam perkembangan satu anak meninggal.

Eyang Sastro bekerja di Jawatan Kereta Api, pertama kali mengikui pendidikan perkereta apian di setasiun Manggarai;

Pertama kali dinas di sebuah stasiun kecil di Jakarta utara, dalam perjalanan masa dinas , berpindah2, tempat , misal pernah dinas di stasiun Bumi Ayu, (Purwokerto), stasiun Wlingi,(Blitar ) , stasiun Sengon (Pasuruan) dan terakhir dinas di stasiun Lawang (Malang).

Sewaktu tinggal di Sengon eyang sering menyewa sawah; untuk waktu tertentu, ditanami padi, jagung ,kedelai , biasanya yang diserahi tugas untuk mengerjakan sawah adalah pak Sarimo, anaknya bernama Mulyadi.

Waktu di Lawang eyang menitipkan hewan ternak, sapi atau kambing kepada pak Mun , tinggal di Ledok, nanti hasilnya atau anak2nya kambing atau sapi dibagi dua.

Eyang termasuk rajin olah raga jalan,bila hari itu kebetulan libur , eyang sering mengajak jalan kaki ke desa Pager kulon, untuk ukuran waktu itu sudah termasuk jauh, untuk ukuran sekarang sekitar 8 - 10 km, kearah gunung Arjuno,didesa tsb biasa ketemu pak Mantri hutan ,biasa dipanggil pak Boss, yang memelihara pohon jeruk. Biasanya kalau pulang dibawakan buah jeruk.

Kalau eyang pulang dari setasiun siang, tidak langsung istirahat ; tetapi langsung mengajak anak2nya untuk ikut membersihkan rumput dihalaman atau kekebun belakang rumah utk menanam pisang atau singkong.

Pada tahun 1972/1973 om Sutar bersama tante Hilda mensponsori eyang Sastro bersama Eyang Putri dan Ibu Djawahir , ibunda Tante Hilda , pergi menunaikan ibadah Haji, walapun pada saat itu masih ada rombongan Jemaah Haji yang naik kapal laut, tetapi Eyang Sastro pergi haji sudah mempergunakan pesawat terbang.

Pada waktu itu secara umum orang sesudah pulang dari pergi Haji , didepan nama ditambahkan nama Islam.

Untuk eyang menambahkan nama Soud ; sehingga nama eyang menjadi Haji Soud Satimin Sastromihardjo.

Kesehatan Eyang Putri termasuk bagus, tidak pernah menderita sakit yang berat,Eyang Putri Rusmi pada tgl 25 April 1984 kapundut pada usia 77 th, saat itu tidak menderita sakit sebelumnya;

Menurut cerita Eyang Putri pada waktu sehabis wudlu , menunggu waktu sholat dzuhur , tiba - tiba Eyang merasa sakit dada, terus tidak sadar , waktu itu tidak sempat dibawa ke RS.

Kesehatan Eyang Kakung juga termasuk bagus, tidak pernah menderita sakit berat , Eyang Kakung Sastro sempat megalami sakit pembesaran prostat, dilakukan operasi pengambilan prostat di RS UD Celaket Malang.

Eyang Kakung Sastromihardjo pada tgl 15 Agustus 1987 kapundut pada usia 80 th , Eyang Kakung dan Eyang Putri dimakamkan secara berdampingan dipemakamam umum di Desa Sumber Waras , Lawang